Petualangan Putri Puri Joglo

Alkisah, tumbuh dua putri cantik sholihah di Puri Joglo. Sang Kakak, Faith, seorang anak yang lincah dan gemar bercerita. Sedangkan sang Adik, Trust, petualang pemberani.

Puri Joglo selalu ramai dengan aktivitas anak-anak. Letaknya persis di pinggir pemukiman padat penduduk. Di depannya terhampar sawah dan sungai, serta di belakangnya terdapat hutan kecil8. Anak-anak suka ke Puri. Mereka menikmati berjalan melewati sawah dan sungai.

Suatu pagi, Kak Faith bercerita seru kepada adiknya, Trust...

Faith: Trust, kemarin Kakak melihat kuda lho
Trust: Kuda?
Faith: Bukan, maksudku, kuda liar yang muncul dari hutan seberang...
Trust: Oh ya? Apakah sama dengan kuda penarik bendi kita?
Faith: Tentu berbeda, kuda liar lebih gagah...
Trust: Gagah? Wah, jadi dia berbadan besar? Aku tertarik untuk melihatnya.
Faith: Kuda itu tampak malu-malu. Saat aku mendekatinya, dia justru berlari ke dalam hutan
Trust: Kenapa tidak kita ke hutan dan melihatnya langsung?

Tanpa pikir panjang, kedua putri itupun berlari ke dalam hutan. Beruntung para abdi puri bergegas mengejarnya dan mencegah mereka masuk ke dalam hutan.

Kedua putri tak habis akal. Trust berbisik kepada Faith, dan seketika saat para abdi lengah, mereka kembali berlari ke hutan.

Mereka ternyata tak sendirian. Anak-anak lain juga sedang bermain petak umpat di hutan kecil itu. Anak-anak itu tentu kaget tiba-tiba ada pemain tak diundang.

Ray: Halo putri puri. Apakah yang membawa kalian kemari?
Trust: Halo teman, aku sedang ingin melihat kuda...
Adden: Kalian aneh, bukannya kalian para putri menaikinya setiap hari?
Faith: Kuda liar sobat, tidakkah kalian melihatnya?
Ray: Tidak ada kuda liar di hutan sekecil ini putri...
Trust: Kak Faith melihatnya kemarin, untuk itu kami mencarinya.

Obrolan mereka sekejap membubarkan permainan petak umpet. Anak-anak lain bermunculan tertarik dengan keberadaan kuda liar. Banyak yang tidak percaya karena tak ada satupun anak kota yang pernah melihatnya.

Tiba-tiba, abdi puri datang. Dia diam mengamati kedua putri, membiarkan mereka mendebatkan kuda liar. Faith melihat keberadaan sang Abdi dan memanggilnya.

Faith: Abdi penjaga, engkau sudah lama tinggal di puri ini. Pernahkah melihat kuda liar di hutan ini? Kemarin aku melihatnya. Namun ketika aku berjalan mendekat, kuda itu lari.
Abdi: Putri, sebenarnya tidak hanya kuda liar yang ada di hutan kecil ini. Aneka binatang juga ada... kalian tidak pernah ke sisi hutan sebelah sana kan? (kata sang abdi sambil menunjuk ke sudut hutan yang berbatasan dengan sungai)
Ray: Tentu saja kami tidak pernah kesana, kami dilarang mendekati sungai di sudut hutan karena terdapat pusaran air di sana...
Abdi: Baguslah, ternyata kalian anak-anak yang sangat patuh. Kalau begitu, ayo ke sana. Abdi akan mengawasi, jadi tidak ada yang perlu di khawatirkan...

Kedua putri dan teman-temannya tersenyum senang. Abdi puri memang sangat disayangi anak-anak. Para Abdi selalu siap menjaga Putri yang ingin belajar apapun. Bahkan mereka juga pandai. Mereka bisa menjawab semua pertanyaan yang para putri lontarkan.

Rombongan putri puri dan anak-anak sampai juga di ujung hutan. Jalan yang mereka lewati cukup mulus, karena hutan itu memang dirawat oleh keluarga Raden Puri. Anak-anak senang menemukan banyak pohon buah selama perjalanan. Kicau beraneka burung yang merdu, membuat hati anak-anak semakin riang di perjalanan.

Abdi: Nah, dari sini, kita bisa mengamati hewan-hewan liar yang ditangkar oleh Tuan Raden.

Mereka beristirahat sambil ber'wow' melihat ada dua ekor kuda nil di kubangan dekat sungai. Mereka kemudian 'bersembunyi' di gazebo yang dibangun oleh Tuan Raden Puri.

Faith: Kenapa Rama Raden memelihara hewan liar ini, Abdi?
Abdi: Supaya tidak punah, Putri.
Trust: Apakah kuda akan punah?
Abdi tersenyum, kemudian menjawab, "Bisa jadi. Bila kuda terserang penyakit mematikan, atau karena khasiatnya, dia kemudian diburu. Oya, tidak hanya kuda yang dibairkan hidup bebas di sini".

Jawaban Abdi semakin membuat anak-anak penasaran. Dan, rasa ingin tahu mereka akan hewan apa saja yang ada di hutan ini, mulai terjawab satu persatu.

Menjelang siang, terdapat harimau sumatra yang merapat ke tepian sungai mencari minum. Anak-anak tentu terkejut. Tak lama, terlihat zebra, rusa, badak bercula satu, dan orang utan muncul bergantian diantara semak dan sungai.

Abdi menjelaskan, ada beberapa hewan di hutan Puri. Jumlahnya tidaklah banyak. Dahulu, hanya dilepaskan sepasang, entah sekarang jumlahnya berapa.

Trust: Wah, selama ini kita tinggal di dekat kebun binatang, tapi tak sadar.
Faith: Karena kita tidak diberi tahu.
Ray: Ya benar, hewan-hewan itu juga tak pernah terlihat.
Abdi: Sekarang kalian tahu, akan tetapi, tetap tidak boleh masuk ke sini sendirian. Kita tidak tahu seberapa buas hewan itu tumbuh.
Aden: Mereka bersembunyi?
Abdi: mmm, mereka mendapatkan cukup makan di hutan kecil ini. Hutan ini kecil, akan dan hewanya tidak terlalu banyak. Mereka mendapat cukup makan. Terkadang, Tuan melepaskan ayam atau kelinci di hutan untuk makanan hewan-hewan ini.
Trust: Ooo, karena itu ayam di rumah tak pernah banyak.
Faith: kenapa kami tak boleh tahu?
Abdi: Kalian boleh tahu, karena itu Abdi membawa kalian kemari. Ini bukan tempat rahasia, akan tetapi terlarang untuk warga berburu.
Ray: tentu saja, jika diburu, hewan ini akan habis...

Mereka terus mengobrol dengan asyik, sampai saat matahari tepat di atas kepala.

Abdi: Saatnya kita pulang, hari semakin siang dan hewan-hewan yang belum makan semakin lapar. Kalian juga laparkan?
"Tentu saja", jawab kedua Putri dan teman-temannya dengan kompak.

Trust: Tapi, aku belum melihat kuda...
Abdi: Kuda itu sama saja dengan kuda penarik bendi kita. Dia hanya tak sengaja terlepas, tapi Tuan tidak menangkapnya.

Akhirnya, mereka pulang kembali ke Puri dengan perasaan senang. Apalagi secara tak terduga, kuda yang dianggap liar oleh Faith terlihat sedang merumput. Akan tetapi, kuda itu segera lari mehyadari kehadiran anak-anak.

Abdi: Itulah kenapa mereka tidak pernah terlihat, mereka juga merasa takut pada manusia. Takut mereka akan diburu.

Suasana riang menjadi hening kembali. Mereka nampak sedih menyadari banyak hewan yang terancam oleh pemburu. Di hutan puri, hewan ini dilindungi oleh para abdi. Bagaimana nasib hewan di hutan lain?

Abdi kemudian menghibur mereka: Hey, pastilah hewan ini bisa melindungi diri mereka. Dan pastilah, di hutan lain akan ada yang melindungi mereka. Dan kalian, Putri dan Ray-Aden, juga harus menyayangi hewan apapun itu, serta mengingatkan jika ada orang menyiksa binatang.

Merekapun bersepakat dan berikrar, mereka akan menjadi manusia pelindung hewan. Mereka kembali tersenyum, terlebih melihat Puri sudah dekat dan Dayang Putri terlihat membawa nampan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Memanfaatkan Pangan sebagai Obat

Kue Obi Isi Coklat

Capek