Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2018

Berkenalan dengan Badut

Sabtu (13/1) Kakak Fa mendapatkan udangan ulang tahun dari tetangga. Sebenernya ini baru pertama Kak Fa pergi ke acara Ultah. Bagi kami orang tuanya juga acara itu tidak begitu penting. Tetapi, demi mengenalkan mereka pada lingkungan (karena kami baru pindah ke perumahan ini) dan supaya tidak menciderai perasaan yang ngundang (yang nyampein undangan Bu RT, masak iya ga dateng nanti ditanya-tanya emaknya), kami memutuskan datang. Kakak jadi tahu, jika diundang ke acara ulang tahun maka dia harus membawa kado. Untuk urusan kado ini diem-diem saya yang bungkus. Kalo mereka tau kadonya apa, bisa dipake maen sendiri. Dan, untungnya Kakak rela ya saat bungkusan kado itu diserahkan ke yang ultah. Kakak juga jadi tahu apa itu badut dan boneka Frozwn raksasa. Dia sukses nangis ga mau masuk ke tempat ulang tahun. Akhirnya kami di luar asik ngobrol sama ibu-ibu lain yang gak kebagian tempat duduk. Antri, ya, anak ini belajar antri untuk dapet bingkisan snack ultah. Acara mengantri gagal den

Membaca Buku Pilihan Kakak Fa

Beberapa pekan lalu kami berkesempatan main ke UI dalam rangka jalan-jalan nengok IBF (Islamic Book Fair). Ada 2 hal yang memang kami cari untuk Kakak, puzzle dan buku. Dan alhamdulillah kami mendapatkan 2 barang tersebut. Saat di pameran, sebenarnya kami tidak bisa leluasa memilih buku. Duo Fa asik keliling sendiri, sampe kami kehilangan mereka dan panik sendiri mencari mereka. Akhirnya kami banyak duduknya sambil mendengarkan artis cantik Meyda Safira membedah bukunya. Kakak pulang membawa puzle dan buku pilihannya sendiri. Bahkan buku itu sampai di-kekepin-, belum dibayar sudah dibawa lari. Padahal kami sudah punya bukunya di Jogja. Tak apalah, kami menghargai keinginan bulatnya untuk memilih buku tersebut. Dan akhirnya, hari-hari ini kami habiskan membaca buku tersebut, sampai dia hafal ceritanya. Pun malam hari Jum'at (12/1), sebelum tidur kakak meminta dibacakan buku Piyo kesayangannya. Dari buku itu, Kakak belajar mengenal hewan dan hewan yang diberi nama. Seperti toko

Belajar Menyambut Tamu

Hari Kamis (11/1), kami sekeluarga belajar menyambut tamu di rumah. Agendanya memasak burjo dan menata rumah. Dua kegatan ini kami lakukan dalam rangka memuliakan tamu, biar tamunya senang juga mengunjungi rumah kami. Alhamdulillah sejauh ini kami sangat senang saat ada tamu bertandang ke rumah. Apalagi jika anak kecil yang datang, kakak sangat senang mempunyai teman untuk diajak bermain. Saya sengaja ga bikin camilan macem-macem karena tidak memungkinkan memasak sambil membersamai anak main. Selain itu tamunya (teman-teman arisan saya) bawa makanan sendiri (hehe). Tapi ya tetep ada lah ya yang disuguhin, makanya memilih masak burjo yang praktis. Beli santan parut sama tinggal rebus kacang ijo, bisa disambi beberes. Pagi kami habiskan dengan bermain seperti biasa, jalan-jalan keluar rumah. Setelahnya anak-anak tidur, saya malah ngurus lipatan baju. Lumayan sejam disambi-sambi ternyata ga selesai sampai anak-anak bangun. Awalnya memang cuman melipat baju, tapi ujung-ujungnya membere

Ada Cinta Dari Dapur

Rabu (10/1) dimulai dengan hari yang berat untuk saya karena dari pagi anak-anak sudah ribut. Selanjutnya, demi menghilangkan stress, saya memilih melakukan pekerjaan ringan tapi menyenangkan untuk anak-anak. Akhirnya pagi itu saya sukses mengatasi stress saya dengan membuat rumah bertabur kacang hijau. Saya sengaja memilih membersihkan kacang hijau 1/2 kg untuk dilakukan bersama anak-anak. Kakak berlatih mengucapkan kacang hijau dan bunda memberi pengertian kacang hijau mau dipilah, "yang bagus diletakkan di wadah dan yang jelek di plastik, oke?". The answer was "oke", but in reality, Kakak just help me spread out the mung bean in the floor, the same thing her little sister did. Saya sih santai saja, membiarkan mereka mainan kacang hijau di lantai. Sesekali mengingatkan untuk memasukkannya ke dalam wadah. Tapi apa mereka mau? Sama sekali tidak, malah tambah "semebar" kemana-mana. But i did enjoy that moment. Karena 3 jam saya hanya duduk memilah dan m

Mengenal Hewan

Selasa (9/1) kami belajar mengenal hewan melalui buku. Awalnya saya agak pesimis karena sebelumnya Kakak bilang takut pada beberapa gambar hewan di buku Why Animal. Memang menakutkan sih ya gambar simpanse, singa, dan badaknya, tapi kemudian dia antusias dengan buku itu. Mulailah kami membaca buku tersebut. Buku yang dipinjam dari perpustakaan DD Pendidikan itu sudan hilang beberapa halaman depannya, jadi kami langsung melompat ke bagian hewan yang hidup di sabana. Wah, serem-serem tetapi anak suka. Kakak berkenalan dengan hewan yang hidup di sabana afrika, antara lain antilop, gnu (susah sekali pelafalannya), zebra (she likes it so much), kuda, kuda nil, dan sebagainya. Di cerita tentang zebra, Kakak juga belajar mengenai emosi sedih saat melihat zebra ditikam oleh kawanan singa dan hena. Ya, saat itu di buku menceritakan tentang bagaimana bertahan diri dan bagaimana rantai makanan. Dia nampak bosan setelahnya dan kami lompat ke bagian pinguin. Alhamdulillah melalui buku pinjama

Mendekatkan Anak dengan Al Qur'an

Al Qur'an merupakan petunjuk hidup orang di dunia. Ibarat mesin elektronik yang dibuat dengan buku manual, maka Allah juga menciptakan manusia diaertai petunjuk pedoman hidupnya. Supaya bisa menjalani hidup dengan benar, maka Al Qur'an wajib dibaca dan dipahami. Untuk membiasakan anak supaya mau dan mampu membaca Al Qur'an, maka orang tua berkewajiban mendekatkan anak ke Al Qur'an sejak dini. Kami berusaha mendekatkan mereka dengan memberikan teladan tilawah Al Qur'an setiap hari. Memamg membiasakan sesuatu hal pada anak-anak paling efektif adalah dengan memberikan teladan. Meski bagi saya sendiri masih PR besar untuk konsisten 1 juz per hari, namun saya benar-benar mengusahakan mengaji tiap sempat. Idealnya memang meluangkan waktu tertentu, akan tetapi ada saja godaannya. Seingkali baru buka mushaf, mushaf direbut kemudian dibaca "a'udzubillah" berulang-ulang oleh anandam ataupun baru buka selesai ta'awudz si kecil menutup mushaf dan minta "

Melatih Ketangkasan Anak

Hari Sabtu (6/1) kemarin kami sekeluarga beramai-ramai main di lapangan. Kegiatan yang kami lakukan adalah olah raga sore, bermain badminton, sepeda dan sepak bola. Anak-anak memang senang dengan aktivitas outdoor. Sehari-hari mereka pasti ke lapangan entah hanya untuk main lompat tangkap sama bunda, lari-lari dan bahkan naik sepeda. Oya, jalanan di kompleks perumahan kami rusak parah, karena itu anak-anak suka sekali main sepeda di lapangan voli yang alus. Bukan hanya anak saya, tapi juga anak-anak yang lain, bahkan jika ingin main sepatu roda mereka harus jalan ke lapangan dulu. Nah, sebenarnya juga kami tidak punya bola sepak. Pas di jalan lihat ada bola, sama adek langsung diangkut. Selanjutnya ayah minta ijin untuk memakai bolanya dan dipebolehkan (gimana enggak boleh, udah dibawa adek). Jadi, Ayah sore itu bermain multi peran, partner badminton bunda juga pelatih bola adek sambil mengawasi kakak maen sepeda. Bunda mah fokus aja badminton membakar lemak, haha :D Nah, selain me

Belajar Melalui Lagu

Ahad (7/1) kemarin Bunda menderita perut tidak nyaman, dan alhasil tidur hampir 15 jam seharian. Meski lagi ga enak body proyek tetap harus dijalankan. Kakak sih sebenernya yang bener-bener antusias malah melakukan tantangannya. Sedangkan bunda hanya bebaring di atas kasur sambil meninabobokkan si kecil. Ya, kami hari itu belajar kosa kata dengan lagu "Tik tik tik bunyi hujan di atas genting...". Kami bernyanyi sekaligus bermain peran. Kakak sebagai Bu Guru memegang mikrofon (lampu LED yang sudah mati) bernyanyi terlebih dahulu. Setelah selesai, mikrofon diserahkan ke bunda dan bunda harus mengulang nyanyiannya. Riang bukan main anak-anak melihat kekonyolan bunda bernyanyi dengan mikrofon. Bunda berusaha menyanyi dengan mempertegas kosa kata yang belum bisa kakak lafalkan dengan benar, seperti genting, air, turun, terhingga, dahan, ranting dan pohon. Selain belajar kosa kata, Kakak tentunya belajar dan mengenang memori menyenangkannya tentang hujan. Di kala hujan datang k

Berkunjung ke Perpustakaan

Salah satu rencana yang kami susun di akhir tahun kemarin adalah menumbuhkan budaya literasi keluarga. Kegiatan yang diagendakan salah satunya berkungjung ke perpustakaan setiap 2 minggu sekali. Dan jum'at kemarin tiba saatnya jadwal kami pergi ke perpustakaan di Dompet Dhuafa Pendidikan. Beberapa hari sebelumnya anak-anak sudah disounding dan mereka antusias sekali, selain karena ke perpus DD sama dengan ikut ayah ke kantor, juga di sana mereka bisa puas bermain ayunan, lego, lari-lari di lapangan bola, dsb. Kebetulan kantor ayahnya terletak di Lembaga Pengembangan Insani dan dekat dengan Zona Madina DD. Jadi sudah lengkap deh fasilitasnya. Di LPI, ada PAUD dan TK, jadi mainan anaknya lengkap, ayunan, ptosotan, jungkat-jugkit, jembatan, panjatan, dll. Ada juga Pusat Sumber Belajar yang kids friendly banget, kantin, masjid, lapangan dll. Di ZM ada kantin aneka makanan, saung, lahan outbond, masjid Al Madina yang bikin mata anak-anak dan emaknya berbinar, kolam ikan serta playgrou

Proyek Menumbuhkan Kecerdasan Ananda

Game level ke 3 ini berbeda dari yang kemarin-kemarin. Lumayan bikin mikir dan pusing kepala eyke. Nah, apa ya kira-kira proyek yang cocok dan pasangan yang akan dijadikam target? Mengingat game baru saja dibagikan tadi pagi dan seharian sinyal habis sehingga baru tau detil sore ini, saya berusaha mikir dan mencerna dengan cepat. Namun tidak mudah, karena bab kecerdasan ini hal yang baru bagi saya dan termasuk materi golongan berat. Sampai saat menulis inipun saya masih menggali ide apa yang akan kami keluarkan dan kira-kira realistis untuk kami jalankan. Apa sih yang anak-anakku suka? Kakak Fa anaknya suka mengamati dan suka utak-atik. Adek Fa juga sama aja, tapi dia sampai taraf ketika asik bermain dan tidak diganggu dia benar-benar bisa anteng. Kakak karena sudah 3 tahun, mulai suka dibacakan buku dan mulai mengenali cerita. Dia mulai bisa mempertahankan keinginannya, hal yang membuat bangga namun sekaligus membuat saya memutar otak untuk berkompromi dengannya. Oia, hari ini