Mendekatkan Anak dengan Al Qur'an

Al Qur'an merupakan petunjuk hidup orang di dunia. Ibarat mesin elektronik yang dibuat dengan buku manual, maka Allah juga menciptakan manusia diaertai petunjuk pedoman hidupnya. Supaya bisa menjalani hidup dengan benar, maka Al Qur'an wajib dibaca dan dipahami. Untuk membiasakan anak supaya mau dan mampu membaca Al Qur'an, maka orang tua berkewajiban mendekatkan anak ke Al Qur'an sejak dini.

Kami berusaha mendekatkan mereka dengan memberikan teladan tilawah Al Qur'an setiap hari. Memamg membiasakan sesuatu hal pada anak-anak paling efektif adalah dengan memberikan teladan. Meski bagi saya sendiri masih PR besar untuk konsisten 1 juz per hari, namun saya benar-benar mengusahakan mengaji tiap sempat. Idealnya memang meluangkan waktu tertentu, akan tetapi ada saja godaannya. Seingkali baru buka mushaf, mushaf direbut kemudian dibaca "a'udzubillah" berulang-ulang oleh anandam ataupun baru buka selesai ta'awudz si kecil menutup mushaf dan minta "we time" bersama bunda.

Ya, meski kadang sebel juga ga jadi-jadi ngaji, tapi seneng melihat ananda berusaha menirukan saya mengaji dengan (sok) khusyuknya membalik-balik lembaran Al Qur'an. Kemudian dia membaca Al Fatihah dengan lafal khasnya yang belum benar dan lancar, serta masih bolak-balik itu-itu saja yang dibaca. Senang bukan main hati saya.

Kebetulan juga anak-anak masih belajar Al Fatihah dan 3 surat terakhir Al Qur'an. Senin (8/1) kami cukup memiliki waktu luang untuk mengulang-ulang surat tersebut. Kakak maunya mengulang sendiri dong, hebat. Bunda mau ikut melafalkan diteriakin "bunda ga ikut-ikut-an". Hehe, menyenangkan kan. Tapi akhirnya juga bunda tetap membimbingnya menyelesaikan Al Fatihah dan Al Ikhlas, Al Falaq dan An Nass. Kakak mengikuti dengan baik surat Al Fatihah dan Al Ikhlas, Al Falaq belum bisa mengikuti dan An Nass hanya dibagian "nass nass"-nya saja dia ikuti. Kemudian bunda melanjutkan ke An Naba, senang sekali Kakak berusaha melafalkan " 'ammaa ya tasaa aluun".

Saya memang belum mengulang-ulang banyak surat di depannya, khawatir dia bingung jika terlalu banyak. Selain itu juga karena dia nampak antusias mengikuti ketika saya baca suatu surat. Jadi saya masih fokuskan ke surat tersebut... kalau sudah lancar baru kita move on ya kakak :)

#tanganganharike5
#gamelevel3
#kuliahbunsayiip
#KAMIBISA

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Memanfaatkan Pangan sebagai Obat

Kue Obi Isi Coklat

Capek