Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2017

Menanti Pagi (Cerpen)

Suasana pagi mulai riuh dengan suara jangkrik dan kokok ayam yang sangat nyaring. Udara dingin pegunungan merasuk sampai ke tulang. Aku sengaja mematikan penghangat ruangan, menikmati dingin yang tidak dijumpai di hiruk pikuk ibu kota. Pukul 03.30, aku mematut diri di depan cermin, mengenakan jaket tebal dan syal warna jingga kesukaanku. Lima menit kemudian, aku sudah berjalan di suhu 15○C menyusuri jalan setapak yang kanan kirinya berjajar bunga Rosella. Sosok laki-laki berperawakan tinggi atletis yang sejak tadi menggandeng tanganku meperlahan langkahnya seiring suara nafasku yang semakin cepat. "Pelan-pelan saja jalannya Ma, matahari terbit tepat waktu", katanya sambil melihat jam digital seukuran koin lima ratusan yang menempel di tangannya. Masih jam 04.00, 35 menit sebelum matahari tebit. Pagi itu, kami memutuskan menikmati keindahan alam pegunungan yang sejak 3 hari belakangan ini kami singgahi. Suamiku yang merencanakan semua ini. Dia yang tidak betah duduk di rua

Aku Mau Makan Sendiri

Gambar
Kata-kata inilah yang paling dinanti saat mengajarkan anak makan sendiri. Kak Fa sendiri masih belum konsisten belajar makan sendiri, akan tetapi setiap hari dia latihan makan sendiri. Dia mau tanpa paksaan memakan makanan yang sudah disiapkan untuknya. Suka-suka dia, ingin pakai tangan atau sendok. Jika ingin menggunakan tangannya, saya memberikan latihan 1 lagi yaitu mencuci tangan. Kak Fa lebih sering mau cuci tangan setelah makan, bahkan tanpa disuruh. Diajak cuci tangan sebelum makan agak susah, karena terlanjur melihat makanan yang sudah siap. Pagi tadi, Kak Fa makan mie goreng Jawa sendiri, menggunakan sendok kecil favoritnya. Siangnya, dia makan nasi lauk ikan laut dan sayur kankung rebus. Dia sudah mulai bisa menakar seberapa banyak nasi, lauk dan sayur yang pas sesuai porsinya sekali kunyah. Kadang saya geli sendiri ketika melihat dia menyendok nasi dan lauk diulang-ulang, karena proporsi nasi dan lauknya belum pas (menurutnya). Kalau menggunakan tangan, dia lebih mudah m

Mengajarkan Makan Sendiri

Bagaimana saya memulai mengajarkan Kak Fa makan sendiri di rumah? Biasanya saya menawarkan makan, jika dia mau kemudian makanan disiapkan dalam piring. Untuk makanan kering seperti nasi dan lauk, Kak Fa makan dengan tangannya tanpa sendok. Saat makan sayur berkuah, dia baru memakai sendok. Risikonya, makannya suka berserakan. Seperti pagi ini, dia makan sendiri, bahkan menyuapi adeknya mkan ayam dengan tangan mungilnya Saya lupa kapan tepatnya dia mau makan sendiri. kakau adiknya, memang sejak kecil suka oenasaran dengan makanan, alhasil sejak elajar makan pun dia sudah bekajar makan sendiri. Tapi selama ini saya belum mengajari mereka secara khusus untuk makan sendiri. Jadi, anak-anak kadang masih suka memaksa disuapi. Semoga dalam game melatih kemandirian ini, sukses mengantarkan Kak Fa dan adeknya untuk makan sendiri. #harike11 #tantangan10hari #level2 #melatihkemandirian #kuliahbunsayiip

Belajar Makan Sendiri (3)

Hari Sabtu memang merupakan akhir pekan uang sibuk. Ayah sudah berangkat pagi-pagi sekali sebelum duo Fa bangun. Saya juga santai belanja meninggalkan anak-anak yang masih terlelap di kamar. Pagi tadi, kami sarapan dengan ayam rebus. Saya menyiapkan makanan berharap Kak Fa mau menyantap makanannya sendiri sembari saya mencuci. Nyatanya malah Dek Fa yang makan sendiri, Kak Fa hanya sedikit sekali makan. Ujung-ujungnya bunda suapin semau Kak Fa. Tidak begitu banyak. Jam 10 giliran saya ada acara, jadi Kak Famakan siang di luar dengan disuapi. Sore harinya, Kak Fa asik main sepeda dan makan dengan disuapi. Ternyata makan sendiri lebih susah dilatihkan daripada mandi sendiri. #harike10 #tantangab10hari #level2 #melatihkemandirian #kuliahbunsayiip

Belajar Makan Sendiri (2)

Hari ini sarapan Kak Fa disuapin ayah bunda karena kebetulan pagi-pagi sekali ada acara. Makan siang dengan menu sop bakso, Kak Fa minta disuapin. Padahal adek Fa mau makan sendiri, sampai semua baksonya habis menyisakan nasi. Sedangkan Kak Fa, setelah dibujuk bunda, mau makan sendiri beberapa suap. Selebihnya, minta disuapin bunda. Sebelumnya, mereka berdua belajar mengupas bawang merah. Kaka adek asik masing-masing, tidak saling ganggu. Setelah belajar mengupas bawang dan makan, mereka main air dan mandi. Kak Fa alhamdulillah mandi sendiri dan membantu memandikan adek. #harike09 #tantangan10hari #level2 #melatihkemandirian #kuliahbunsayiip

Review Novel "Hujan" Karya Tere Liye

Gambar
Judul Buku: Hujan Penulis: Tere Liye Penerbit: Gramedia Pustaka Utama Desain Cover: Orkha Creativa Tahun Terbit: 2016 Tebal: 320 halaman Novel besutan Darwis "Tere Liye" ini merupakan novel bergenre fiksi fantasi dan dengan sisipan kisah romantisme antara Lail dan Esok. Lail merupakam anak tunggal yang harus kehilangan kedua orang tuanya ketika ledakan besar gunung purba menenggelamkan 2 benua dan meluluhlantakkan bumi. Dia selamat berkat bantuan Esok, bungsu dari 5 bersaudara yang tinggal berdua dengan ibunya setelah bencana dahsyat melanda. Lail dan Esok menjalani masa paska bencana sampai akhirnya mereka berdua harus berpisah. Di tengah pesatnya teknologi dunia kala itu, perpisahan mereka tetaplah menyisakan jarak karena masing-masing sangat menahan perasaan mereka. Masing-masing tenggelam dalam kesibukan akademis dan terjun dalam bidang yang mereka kuasai meringankan beban dunia akibat bencana dan intervensi pengaturan iklim yang menjadikan kehidupan di bumi diamba

Belajar Makan Sendiri

Hari ini Kak Fa belajar makan  sendiri. Pagi hari, Ayah menyiapkan nasi goreng untuk sarapan. Bangun tidur sudah pukul 7 pagi saat bunda mengupas pepaya untuk Adek, kakak langsung duduk bergabung makan. Setelah puas makan pepaya, dia melihat mangga dan meminga dikupaskan. Saya awalnya menolak karena Kak Fa belum makan nasi, tapi Ayah menyetujuinya. Jadilah pagi hari Kak Fa kenyang makan buah dan sedikit makan nasi goren buatan Ayah. Kami memang membiasakan menyiapkan makanan di depan mereka, sesekali menawarkan jika waktu makan tiba, dan jarang sekali memaksa Kak Fa makan. Ya, Kak Fa tergolong anak yang gampang makan, malah kadang pengenan. Tadi pagi, kami Ayah menyiapkan nasi goreng dan sendoknya. Kak Fa mau makan sendiri, alhamdulillah. Setelah mandi pagi (mandi sendiri didampingi Ayah), kami melanjutkan sarapan. Karena adek susah makan, saya terpaksa mengajak mereka ke lapangan dan duduk sambil makan. Kak Fa sayangnya maunya disuapin bunda. Sehabis jalan-jalan, kembali kami maka

Menyiapkan Tantangan Baru

Hari ke 7 tantangan Kak Fa semakin membuat Bunda bahagia. Alhamdulillah sore mandi sendiri dan mandiin adeknya. Bunda mendampingi, dan instruksi untuk Kak Fa semakin sedikit dibandingkan awal mula Kak Fa mandi sendiri. Untuk itu, saya mencoba membuat tantangan baru untuk besok. Kak Fa selama ini memang terkadang mau makan sendiri, tetapi lebih sering disuapi bunda. Besok Kak Fa akan mulai belajar makan sendiri, dimulai dari 1 x makan sendiri per hari, semoga bisa meningkat di hari berikutnya. #harike07 #tantangan10hari #level2 #melatihkemandirian #kuliahbunsayiip

Mengenal Attention Defect Hyperactivity Disorder pada Anak

Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) adalah sebuah kelainan psikis yang paling banyak terjadi pada anak-anak. Gejalanya meliputi tidak mampu memperhatikan (atau tidak bisa tetap fokus pada suatu hal), hiperaktivitas (reaksi berlebihan yang kurang pas dengan aksi yang diberikan) dan impulsifitas (bertingkah spontan tanpa sempat berpikir). Kelainan ini menjangkiti 5% anak dan 2,5% remaja di seluruh dunia dengan risiko anak laki-laki menderita ADHD lebih besar daripada wanita. Penyebab ADHD sangatlah kompleks dan dipengaruhi banyak faktor. Stres pada ibu hamil diketahui menimbulkan dampak negatif pada janin seperti keguguran spontan, malformasi organ dan kelahiran prematur, dan juga mempengaruhi kemampuan intelegensia umum dan bahasa dari anak yang dilahirkan. Stres pada ibu hamil memicu Hypothalamic-Pituitary Adrenal (HPA) melepaskan kortisol. Dalam keadaan stres berat, jumlah kortisol semakin banyak dan mampu menembus plasenta bayi. Kortisol kemudian menganggu perkembangan

Melihat Anak Makin Mandiri

Gambar
Alhamdulillah sudah memasuki hari ke 6 tantangan 10 hari Melatih Kemandirian . Banyak perkembangan yang sudah Kak Fa capai, salah satunya inisiatif untuk mandi. Beberapa hari ini dia meminta mandi sendiri, tanpa bunda menawarkan apalagi mendesaknya. Mandi pagi dan sore berjalan lancar dan sekarang Kak Fa sudah mulai bisa memakai sabun merata ke seluruh tubuh. Tidak hanya itu, sore hari Kak Fa juga memandikan adeknya, dari mulai nyiram air, memakai sabun dan membilasnya. Bunda mau campur tangan tapi dilarang.  Selain mandi, saat mandi sore Kak Fa yang sempat berlama-lama asik menggosok gigi dengan pasta gigi rasa baru setelah pasta gigi lama habis. Mungkin dia suka rasanya, sehingga meminta 2 x sikat gigi, dan itu menurut saya bersih, jauh lebih bersih dari biasanya yang cuma sikat gigi kilat (alhasil gigi susunya sudah bolong sana-sini). Selain itu, tanpa sengaja Kak Fa juga mengajarkan dek Fa bagaimana sikat gigi. Adek mengikuti gaya kakaknya, baru berhenti setelah Kak Fa berhe

Mandi Tanpa Keramas

Gambar
Alhamdulillah, bersama bunda Kak Fa lancar mandi sendiri. Masih sesekali diberi instruksi untuk meratakan sabun ke badannya karena bagian tangan dan kaki suka terlewat. Pagi tadi, bunda usap-usap kepala Kak Fa, ternyata oh ternyata kusut sekali. Baru ingat sejak dimulainya games level 2, Kak Fa mandi sendiri tanpa keramas :( Pagi tadi bunda minta Kak Fa untuk keramas, tapi anaknya belum mau. Biasanya yang sukses membujuk Kakak keramas adalah ayah, karena ayah lebih sabar dan lembut. Berbeda sekali dengan bunda yang suka gebyar gebyur, kadang keramasin Kak Fa tanpa ijin dan alhasil Kak Fa ngambek lari-lari tidak mau bilas. Sore ini, tantangan berikutnya untuk mengkomunikasi-kan pentingnya keramas dan memantik Kak Fa belajar keramas sendiri. Alhamdulillah pelajaran menghargai air kemarin masih dilakukan oleh Kak Fa... Sore datang, dan akhirnya bunda berhasil membujuk Kak Fa keramas. Kak Fa suka kaget kalau diguyur air dalam jumlah banyak langsung di kepalanya. Saya akali mengg

Belajar Menghargai Air

Gambar
Pagi ini Kak Fa mau mandi saat bunda sedang mencuci pakaian. Karena memang sudah mulai pintar mandi sendiri, pada hari ke 4 ini Bunda beri tambahan pelajaran menghargai air. Biasanya Kak Fa mandi sembari nyebur ke bak mandi. Alhasil banyak air yang terbuang. Oleh saya sisa mandi di bak tentu tidak di buang. Bisa dimanfaatkan untuk keperluan lain. Kak Fa menurut untuk tidak masuk bak air. Dia mulai mandi dengan melepas celananya sendiri, kemudian meminta bunda membantu melepaskan gamis yang cukup ribet untuk dia lepaskan sendiri. Kak Fa minta gosok gigi, selepasnya menyiramkan air 2 gayung tidak penuh (cukup membasahi seluruh tubuh mungilnya). Dia mulai menggenggam sabun dan membusakannya, menyisirkannya ke bagian depan tubuh, melewatkan anggota badan yang lain. Bunda minta untuk meratakan sabunnya tapi dia menolak, lanjut membilas badan 2-3 gayung, and she said done... oke, done sabun tidak rata tidak apa-apa. Ini belajar... semangat! Sore harinya, karena ada ayah di rumah, Kak

Tantangan Mandi Sendiri

Gambar
Kenapa kemudian saya memilih tantangan mandi sendiri? Well, sebenarnya karena Kak Fa memang beberapa kali sebelumnya meminta mandi sendiri. Pas momennya ketika mendapatkan tugas melatih kemandirian anak. Untuk beberapa kegiatan lain seperti Toilet Training, makan sendiri, memakai baju sendiri yang sudah bisa Kak Fa kerjakan sendiri, akan dilatihkan secara konsisten setelah ini. Hari ini Kak Fa mandi pagi didampingi Bunda dan dia menyikat gigi sendiri, memakai sabun sendiri serta membilas sabun sendiri dengan lancar. Sedangkan mandi (kelewat sore) didampingi ayah. Bunda mendengar Kak Fa meminta gosok gigi (karena ayah suka lupa sama gosok gigi) dan kata Kakak dia mandi sendiri (padahal sepertinya Ayah sedikit membantu karena keburu ketinggalan sholat maghrib berjamaah). Yah, gagal mandi sendiri hari ini... :( #harike3 #tantangan10hari #gameslevel2 #melatihkemandirian #kuliahbunsayiip ***Kak Fa hari ini ikut Bunda yang ada agenda diskusi. Pas teman-temannya minum minum

Tiap Anak Memiliki Kodrat Mandiri

Gambar
Saya sedang membaca sebuah buku pendidikan anak yang cukup pas dengan game level 2 kuliah Bunda Sayang IIP ini. Buku berjudul 'Anak Bukan Kertas Kosong' karya Bukik Setiawan memuat prolog tentang ajaran ki Hadjar Dewantara, Bapak Pendidikan Indonesia. Dalam prolognya, Bukik memaparkan 3 pilar pendidikan dari Ki Hadjar Dewantara yaitu: 1. Anak mempunyai kodratnya sendiri yang tidak bisa diubah oleh pendidik. Pendidik hanya bisa mengarahkan tumbuh kembangnya kodrat tersebut. 2. Belajar bukan menambahkan pengetahuan, tetapi menumbuhkan potensi anak. 3. Keluarga adalah pusat pendidikan. Orang tua mungkin bisa mendelegasikan pengajaran anak kepada kaum ahli, tetapi pendidikan anak tetaplah tanggung jawab orang tua dan peran orang tua tidak bisa digantikan oleh siapapun maupun lembaga manapun. "pokoknya pendidikan harus terletak di dalam pangkuan ibu bapak, karena hanya dua orang inilah yang dapat berhamba pada sang anak dengan semurni-murninya dan seikhlas-ikhlasny