Review Novel "Hujan" Karya Tere Liye

Judul Buku: Hujan
Penulis: Tere Liye
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Desain Cover: Orkha Creativa
Tahun Terbit: 2016
Tebal: 320 halaman

Novel besutan Darwis "Tere Liye" ini merupakan novel bergenre fiksi fantasi dan dengan sisipan kisah romantisme antara Lail dan Esok. Lail merupakam anak tunggal yang harus kehilangan kedua orang tuanya ketika ledakan besar gunung purba menenggelamkan 2 benua dan meluluhlantakkan bumi. Dia selamat berkat bantuan Esok, bungsu dari 5 bersaudara yang tinggal berdua dengan ibunya setelah bencana dahsyat melanda. Lail dan Esok menjalani masa paska bencana sampai akhirnya mereka berdua harus berpisah. Di tengah pesatnya teknologi dunia kala itu, perpisahan mereka tetaplah menyisakan jarak karena masing-masing sangat menahan perasaan mereka. Masing-masing tenggelam dalam kesibukan akademis dan terjun dalam bidang yang mereka kuasai meringankan beban dunia akibat bencana dan intervensi pengaturan iklim yang menjadikan kehidupan di bumi diambang kehancuran.

Dari novel ini kita belajar bahwa alam semesta, manusia dan teknologi berkembang pesat. Pembaca dibawa untuk berpikir bahwa alam mempunyai proses sendiri untuk menyeimbangkan kehidupan yang ditopangnya. Keserakahan manusia yang menguasai teknologi maju akhirnya menggiring mereka ke dalam ambang kehancuran. Pembaca juga diajak belajar romantisme dengan mengendalikan perasaan cinta, menahannya di hati sampai benar-benar siap untuk menjalaninya.

Saya menyukai tulisan Tere Liye yang selalu detil dalam menggambarkan suasana sehingga pembaca bisa hanyut memvisualisasikan ceritanya. Penulis mengajak pembaca untuk ikut menikmati prediksinya akan gambaran kemajuan teknologi dalam berbagai bidang di masa depan. Novel ini semakin menarik dengan romantisme antara Lail dan Esok, yang masing-masing menahan diri dan menjalani hubungan ber

tahun-tahun hanya dengan komunikasi yang sangat terbatas di tengah mudahnya teknologi masa depam. Bagi saya, justru kisah dua sejoli ini membuat gregetan namun akhirnya sangat menyentuh. Sayang untuk penggambaran teknologinya, karena terlalu banyak yang dibahas akhirnya tidak terlalu mendalam. Pembaca hanya cukup tau ada teknologi seperti itu, tapi tidak didasari narasi bagaimana teknologi itu dikembangkan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Memanfaatkan Pangan sebagai Obat

Kue Obi Isi Coklat

Capek