Memilih Mainan

Ada seorang sahabat saya yang sedang beralih profesi. Dari seorang wanita karir menjadi seorang full time mother. Kemudian, dia membuka lapak mainan preloved anak-anaknya. Saat itu saya berniat nglarisi karena tetarik dengan beberapa mainan yang preloved tapi masih baru bekas kado.

Saya sampaikan keinginan saya ke suami, dan gagal di acc. Saat itu saya jawab asal aja, karena di rumah minim mainan dan ada mobil-mobilan yang dia suka mainin. Walhasil ngambek lah karena ga di acc.

Tapi kemudian setelah calm down, kita ngobrol lagi jenis mainan apa yang baik buat anak dan bisa memmfasilitasi kreativitas anak. Sejauh ini cuma punya lego, puzzle sederhana dan pensil warna untuk oret-oret. Ya, kalau dipikir-pikir, lama juga sudah tidak membelikan mereka mainan. Terkadang mereka juga mau beli ketika melihat mainan.

Kami ingat-ingat, mereka lagi suka sama mobilan dan juga mau mainan masak-masakan yang sebelumnya kakak mau beli tapi tidak di-acc karena kemahalan. Akhirnya, suami dengan senang hati membelikan kakak-adek mainan truk pengangkut pasir 2 buah dan se set mainan masak-masakan. Plus nambah rubik untuk memfasilitasi tangan adek yang ga bisa diam suka utak atik macem-macem...

Anak-anak pun senang, mereka kami beritahu bahwa sudah lama mereka tidak dibelikan mainan baru dan ayah sedang ada rejeki. Bersyukur ke Allah ya, dan doakan ada keluasan rejeki lagi untuk Ayah. Tak lupa kami pesan, mainan itu untuk bersama-sama, sebagai sarana berbagi dan pengikat ukhuwah mereka...

#tantangan10hari
#gameslevel8
#kuliahbunsayiip
#rejekiitupastikemuliaanharusdicari

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Memanfaatkan Pangan sebagai Obat

Kue Obi Isi Coklat

Capek