Belajar Minta Maaf

Pagi ini seusai sarapan, kakak biasa ngelendot manja ke ayahnya yang masih rebahan. Tak sengaja kaki Kakak yang tidak bisa diam menendang mulut Ayah sampai Ayah merasa sakit. Ayah menegur Kakak supaya tidak sembarangan nendang. Setelah agak tenang, bunda kemudian bicara sama Kakak.

Bunda: Kak, tadi abi kenapa?
Kakak: Sakit kena Kakak
Bunda: Ketendang?
Kakak: Iya...
Bunda: Sengaja tidak Kak?
Kakak: Sengaja...
Bunda: Kakak yang baik ya. Sama Ayah juga baik. Ayok minta maaf ke Ayah...
Kakak: Enggak
Bunda: Yuk, minta maaf (bunda kemudian cium tangan dan pipi Ayah)...
Kakak: Enggak

Yah, saya berusaha menggunakan kalimat positif, mengajaknya berbuat baik, bukan melarangnya berbuat jahat. Saya juga memberi contoh untuk meminta maaf. Ternyata belum berhasil. Sebelum-sebelumnya Kakak cukup kooperatif, mungkin kali ini masih malas saja belum mau ikut minta maaf ke Ayah.

Saat menjelang siang, sambil ngemil mangga bunda ngajak kakak berbincang lagi.

Bunda: Kak, enak mangganya?
Kakak: Enak
Bunda: Siapa yang belikan?
Kakak: Ayah
Bunda: Ayah baik ya?
Kakak: hanya diam asik makan
Bunda: Tadi Ayah sakit ya, kena kaki Kakak? Kakak sudah minta maaf?
Kakak: Enggak
Bunda: Nanti minta maaf ya
Kakak: Iya

Dan akhirnya sore hari Kakak tetep belum mau minta maaf ke Ayah :(. Semoga ke depan lebih baik Kak, love U

#Tangangan10hari
#level1
#harike2
#kuliahBunsayIIP
#komunikasiProduktif

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Memanfaatkan Pangan sebagai Obat

Kue Obi Isi Coklat

Capek