Capek

Ya, Kakak Fa saat ini sudah bisa mengungkapkan rasa capeknya dengan berbicara. Sebelumnya, Kak Fa mengekspresikan capek dengan minta gendong terutama saat jalan-jalan bersama. Dan sejak bisa bilang "capek", kakak paling cuma cemberut sambil mengekspresikan keberatan untuk berjalan. Bunda kadang hanya tersenyum kemudian bilang, "kalau capek, kita berhenti dulu ya, istirahat". Namun, bila tidak ada tempat yang teduh untuk duduk dan jarak ke rumah masih relatif dekat, bunda hanya menyemangatinya. Bunda menggandeng tangan mungilnya kemudian berkata, "semangat ya Nak, sebentar lagi sampai rumah".

Kak Fa tidak banyak protes karena dia sendiri yang menavigasi tujuan jalan-jalannya mengitari kompleks. Karena itu, dia bisa menaksir sendiri seberapa berat perjalanan yang akan dia tempuh. Adek pun tidak kalah mandirinya sekarang. Dia sudah tidak mau kalah dengan ikut berjalan kaki bersama kakak. Kalau capek atau sekiranya dia melihat atau mendengar sesuatu yang menyeramkan, adek akan mogok dan menangis. Dilanjutkan mengulurkan tangan mungilnya ke bunda, minta gendong. Kalau yang satu ini, mau tak mau harus dituruti.

Berbeda lagi kalau capek karena seharian bermain seperti hari ini. Hmm, tepatnya 3 hari terakhir ini setelah mudik. Tadi tiba-tiba kakak bilang capek. Dan akhirnya uring-uringan pengen tidur tapi tidak bisa... sepanjang sore kakak menempel pada bunda, bunda jadi tidak bebas mau berkegiatan lain. Melihat kondisi kakak, memang dia butuh bantuan untuk bisa tidur. Karena itu, bunda meletakkan semua tugas rumah yang menumpuk dan meladeni segala tingkah tangis, teriakan dan permintaan yang tidak jelas.

Hanya satu syarat yang bunda berikan, "kakak diam, baru sampaikan ke bunda kakak ingin apa". Jadilah, Kak Fa menangis, dari sesenggukan sampai teriak-teriak. Sampai hati bunda tidak bertahan, bunda peluk dan kembali bilang, "diam dulu, baru sampaikan kakak mau apa...". Dan, Kak Fa pun mencoba berhenti menangis, masih terisak minta gendong ke ruang tengah. Bunda bilang, "oke, tapi tunggi 10 detik kakak diam". Bunda mulai menghitung dan Kak Fa tidak menangis sampai hitungan 10. Dia belajar sabar, menahan diri dari rasa lelah dan ingin tidurnya.

Bunda menggendongnya, berdua bersama adek. Sayangnya Kak Fa kembali meronta, tidak setuju bunda juga menggendong adek. Sampai ruang tengah, mereka saya rebahkan di kasur. Kembali saya ulangi, "kakak dia dan sampaikan". Kak Fa kembali diam dan kemudian minta digendong ke kamar. Bunda menanyakan sekali lagi, memastikan dia ingin tidur di kamar. Kakak mengiyakan. Oke, bunda gendong ke kamar dan adek bunda minta jalan sendiri. Sampai di kamar, saya menyusui adek yang juga mengantuk ingin tidur, membelakangi Kakak yang diam saja dengan mata terbuka.

Sembari memijit-mijit kakinya dan menunggunya memejamkan mata, bunda coba ajak dia bicara,

Bunda: "Kakak capek ya? Tadi habis main sama teman-teman. Banyak ya. Teman-temannya baik?"
Kakak: "Iya, baik".
Bunda: "Tadi capek ya?"
Kakak: "Iya"
Bunda: "Kalau gitu sekarang tidur ya, bunda cerita tentang Franklin ya, yang buku dapat hadiah tadi"
Kakak: "iya..."

Dan bunda cerita tentang Franklin, baru sampai halaman ke 3, Kakak sudah memejamkan mata. Terlalu capek, bahkan untuk mendengarkan cerita dari buku yang tipis.

#tantangan10hari
#harike10
#level1
#kuliahbunsayiip
#komunikasiproduktif

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Memanfaatkan Pangan sebagai Obat

Kue Obi Isi Coklat