Postingan

Menampilkan postingan dari 2017

Menanti Pagi (Cerpen)

Suasana pagi mulai riuh dengan suara jangkrik dan kokok ayam yang sangat nyaring. Udara dingin pegunungan merasuk sampai ke tulang. Aku sengaja mematikan penghangat ruangan, menikmati dingin yang tidak dijumpai di hiruk pikuk ibu kota. Pukul 03.30, aku mematut diri di depan cermin, mengenakan jaket tebal dan syal warna jingga kesukaanku. Lima menit kemudian, aku sudah berjalan di suhu 15○C menyusuri jalan setapak yang kanan kirinya berjajar bunga Rosella. Sosok laki-laki berperawakan tinggi atletis yang sejak tadi menggandeng tanganku meperlahan langkahnya seiring suara nafasku yang semakin cepat. "Pelan-pelan saja jalannya Ma, matahari terbit tepat waktu", katanya sambil melihat jam digital seukuran koin lima ratusan yang menempel di tangannya. Masih jam 04.00, 35 menit sebelum matahari tebit. Pagi itu, kami memutuskan menikmati keindahan alam pegunungan yang sejak 3 hari belakangan ini kami singgahi. Suamiku yang merencanakan semua ini. Dia yang tidak betah duduk di rua

Aku Mau Makan Sendiri

Gambar
Kata-kata inilah yang paling dinanti saat mengajarkan anak makan sendiri. Kak Fa sendiri masih belum konsisten belajar makan sendiri, akan tetapi setiap hari dia latihan makan sendiri. Dia mau tanpa paksaan memakan makanan yang sudah disiapkan untuknya. Suka-suka dia, ingin pakai tangan atau sendok. Jika ingin menggunakan tangannya, saya memberikan latihan 1 lagi yaitu mencuci tangan. Kak Fa lebih sering mau cuci tangan setelah makan, bahkan tanpa disuruh. Diajak cuci tangan sebelum makan agak susah, karena terlanjur melihat makanan yang sudah siap. Pagi tadi, Kak Fa makan mie goreng Jawa sendiri, menggunakan sendok kecil favoritnya. Siangnya, dia makan nasi lauk ikan laut dan sayur kankung rebus. Dia sudah mulai bisa menakar seberapa banyak nasi, lauk dan sayur yang pas sesuai porsinya sekali kunyah. Kadang saya geli sendiri ketika melihat dia menyendok nasi dan lauk diulang-ulang, karena proporsi nasi dan lauknya belum pas (menurutnya). Kalau menggunakan tangan, dia lebih mudah m

Mengajarkan Makan Sendiri

Bagaimana saya memulai mengajarkan Kak Fa makan sendiri di rumah? Biasanya saya menawarkan makan, jika dia mau kemudian makanan disiapkan dalam piring. Untuk makanan kering seperti nasi dan lauk, Kak Fa makan dengan tangannya tanpa sendok. Saat makan sayur berkuah, dia baru memakai sendok. Risikonya, makannya suka berserakan. Seperti pagi ini, dia makan sendiri, bahkan menyuapi adeknya mkan ayam dengan tangan mungilnya Saya lupa kapan tepatnya dia mau makan sendiri. kakau adiknya, memang sejak kecil suka oenasaran dengan makanan, alhasil sejak elajar makan pun dia sudah bekajar makan sendiri. Tapi selama ini saya belum mengajari mereka secara khusus untuk makan sendiri. Jadi, anak-anak kadang masih suka memaksa disuapi. Semoga dalam game melatih kemandirian ini, sukses mengantarkan Kak Fa dan adeknya untuk makan sendiri. #harike11 #tantangan10hari #level2 #melatihkemandirian #kuliahbunsayiip

Belajar Makan Sendiri (3)

Hari Sabtu memang merupakan akhir pekan uang sibuk. Ayah sudah berangkat pagi-pagi sekali sebelum duo Fa bangun. Saya juga santai belanja meninggalkan anak-anak yang masih terlelap di kamar. Pagi tadi, kami sarapan dengan ayam rebus. Saya menyiapkan makanan berharap Kak Fa mau menyantap makanannya sendiri sembari saya mencuci. Nyatanya malah Dek Fa yang makan sendiri, Kak Fa hanya sedikit sekali makan. Ujung-ujungnya bunda suapin semau Kak Fa. Tidak begitu banyak. Jam 10 giliran saya ada acara, jadi Kak Famakan siang di luar dengan disuapi. Sore harinya, Kak Fa asik main sepeda dan makan dengan disuapi. Ternyata makan sendiri lebih susah dilatihkan daripada mandi sendiri. #harike10 #tantangab10hari #level2 #melatihkemandirian #kuliahbunsayiip

Belajar Makan Sendiri (2)

Hari ini sarapan Kak Fa disuapin ayah bunda karena kebetulan pagi-pagi sekali ada acara. Makan siang dengan menu sop bakso, Kak Fa minta disuapin. Padahal adek Fa mau makan sendiri, sampai semua baksonya habis menyisakan nasi. Sedangkan Kak Fa, setelah dibujuk bunda, mau makan sendiri beberapa suap. Selebihnya, minta disuapin bunda. Sebelumnya, mereka berdua belajar mengupas bawang merah. Kaka adek asik masing-masing, tidak saling ganggu. Setelah belajar mengupas bawang dan makan, mereka main air dan mandi. Kak Fa alhamdulillah mandi sendiri dan membantu memandikan adek. #harike09 #tantangan10hari #level2 #melatihkemandirian #kuliahbunsayiip

Review Novel "Hujan" Karya Tere Liye

Gambar
Judul Buku: Hujan Penulis: Tere Liye Penerbit: Gramedia Pustaka Utama Desain Cover: Orkha Creativa Tahun Terbit: 2016 Tebal: 320 halaman Novel besutan Darwis "Tere Liye" ini merupakan novel bergenre fiksi fantasi dan dengan sisipan kisah romantisme antara Lail dan Esok. Lail merupakam anak tunggal yang harus kehilangan kedua orang tuanya ketika ledakan besar gunung purba menenggelamkan 2 benua dan meluluhlantakkan bumi. Dia selamat berkat bantuan Esok, bungsu dari 5 bersaudara yang tinggal berdua dengan ibunya setelah bencana dahsyat melanda. Lail dan Esok menjalani masa paska bencana sampai akhirnya mereka berdua harus berpisah. Di tengah pesatnya teknologi dunia kala itu, perpisahan mereka tetaplah menyisakan jarak karena masing-masing sangat menahan perasaan mereka. Masing-masing tenggelam dalam kesibukan akademis dan terjun dalam bidang yang mereka kuasai meringankan beban dunia akibat bencana dan intervensi pengaturan iklim yang menjadikan kehidupan di bumi diamba

Belajar Makan Sendiri

Hari ini Kak Fa belajar makan  sendiri. Pagi hari, Ayah menyiapkan nasi goreng untuk sarapan. Bangun tidur sudah pukul 7 pagi saat bunda mengupas pepaya untuk Adek, kakak langsung duduk bergabung makan. Setelah puas makan pepaya, dia melihat mangga dan meminga dikupaskan. Saya awalnya menolak karena Kak Fa belum makan nasi, tapi Ayah menyetujuinya. Jadilah pagi hari Kak Fa kenyang makan buah dan sedikit makan nasi goren buatan Ayah. Kami memang membiasakan menyiapkan makanan di depan mereka, sesekali menawarkan jika waktu makan tiba, dan jarang sekali memaksa Kak Fa makan. Ya, Kak Fa tergolong anak yang gampang makan, malah kadang pengenan. Tadi pagi, kami Ayah menyiapkan nasi goreng dan sendoknya. Kak Fa mau makan sendiri, alhamdulillah. Setelah mandi pagi (mandi sendiri didampingi Ayah), kami melanjutkan sarapan. Karena adek susah makan, saya terpaksa mengajak mereka ke lapangan dan duduk sambil makan. Kak Fa sayangnya maunya disuapin bunda. Sehabis jalan-jalan, kembali kami maka

Menyiapkan Tantangan Baru

Hari ke 7 tantangan Kak Fa semakin membuat Bunda bahagia. Alhamdulillah sore mandi sendiri dan mandiin adeknya. Bunda mendampingi, dan instruksi untuk Kak Fa semakin sedikit dibandingkan awal mula Kak Fa mandi sendiri. Untuk itu, saya mencoba membuat tantangan baru untuk besok. Kak Fa selama ini memang terkadang mau makan sendiri, tetapi lebih sering disuapi bunda. Besok Kak Fa akan mulai belajar makan sendiri, dimulai dari 1 x makan sendiri per hari, semoga bisa meningkat di hari berikutnya. #harike07 #tantangan10hari #level2 #melatihkemandirian #kuliahbunsayiip

Mengenal Attention Defect Hyperactivity Disorder pada Anak

Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) adalah sebuah kelainan psikis yang paling banyak terjadi pada anak-anak. Gejalanya meliputi tidak mampu memperhatikan (atau tidak bisa tetap fokus pada suatu hal), hiperaktivitas (reaksi berlebihan yang kurang pas dengan aksi yang diberikan) dan impulsifitas (bertingkah spontan tanpa sempat berpikir). Kelainan ini menjangkiti 5% anak dan 2,5% remaja di seluruh dunia dengan risiko anak laki-laki menderita ADHD lebih besar daripada wanita. Penyebab ADHD sangatlah kompleks dan dipengaruhi banyak faktor. Stres pada ibu hamil diketahui menimbulkan dampak negatif pada janin seperti keguguran spontan, malformasi organ dan kelahiran prematur, dan juga mempengaruhi kemampuan intelegensia umum dan bahasa dari anak yang dilahirkan. Stres pada ibu hamil memicu Hypothalamic-Pituitary Adrenal (HPA) melepaskan kortisol. Dalam keadaan stres berat, jumlah kortisol semakin banyak dan mampu menembus plasenta bayi. Kortisol kemudian menganggu perkembangan

Melihat Anak Makin Mandiri

Gambar
Alhamdulillah sudah memasuki hari ke 6 tantangan 10 hari Melatih Kemandirian . Banyak perkembangan yang sudah Kak Fa capai, salah satunya inisiatif untuk mandi. Beberapa hari ini dia meminta mandi sendiri, tanpa bunda menawarkan apalagi mendesaknya. Mandi pagi dan sore berjalan lancar dan sekarang Kak Fa sudah mulai bisa memakai sabun merata ke seluruh tubuh. Tidak hanya itu, sore hari Kak Fa juga memandikan adeknya, dari mulai nyiram air, memakai sabun dan membilasnya. Bunda mau campur tangan tapi dilarang.  Selain mandi, saat mandi sore Kak Fa yang sempat berlama-lama asik menggosok gigi dengan pasta gigi rasa baru setelah pasta gigi lama habis. Mungkin dia suka rasanya, sehingga meminta 2 x sikat gigi, dan itu menurut saya bersih, jauh lebih bersih dari biasanya yang cuma sikat gigi kilat (alhasil gigi susunya sudah bolong sana-sini). Selain itu, tanpa sengaja Kak Fa juga mengajarkan dek Fa bagaimana sikat gigi. Adek mengikuti gaya kakaknya, baru berhenti setelah Kak Fa berhe

Mandi Tanpa Keramas

Gambar
Alhamdulillah, bersama bunda Kak Fa lancar mandi sendiri. Masih sesekali diberi instruksi untuk meratakan sabun ke badannya karena bagian tangan dan kaki suka terlewat. Pagi tadi, bunda usap-usap kepala Kak Fa, ternyata oh ternyata kusut sekali. Baru ingat sejak dimulainya games level 2, Kak Fa mandi sendiri tanpa keramas :( Pagi tadi bunda minta Kak Fa untuk keramas, tapi anaknya belum mau. Biasanya yang sukses membujuk Kakak keramas adalah ayah, karena ayah lebih sabar dan lembut. Berbeda sekali dengan bunda yang suka gebyar gebyur, kadang keramasin Kak Fa tanpa ijin dan alhasil Kak Fa ngambek lari-lari tidak mau bilas. Sore ini, tantangan berikutnya untuk mengkomunikasi-kan pentingnya keramas dan memantik Kak Fa belajar keramas sendiri. Alhamdulillah pelajaran menghargai air kemarin masih dilakukan oleh Kak Fa... Sore datang, dan akhirnya bunda berhasil membujuk Kak Fa keramas. Kak Fa suka kaget kalau diguyur air dalam jumlah banyak langsung di kepalanya. Saya akali mengg

Belajar Menghargai Air

Gambar
Pagi ini Kak Fa mau mandi saat bunda sedang mencuci pakaian. Karena memang sudah mulai pintar mandi sendiri, pada hari ke 4 ini Bunda beri tambahan pelajaran menghargai air. Biasanya Kak Fa mandi sembari nyebur ke bak mandi. Alhasil banyak air yang terbuang. Oleh saya sisa mandi di bak tentu tidak di buang. Bisa dimanfaatkan untuk keperluan lain. Kak Fa menurut untuk tidak masuk bak air. Dia mulai mandi dengan melepas celananya sendiri, kemudian meminta bunda membantu melepaskan gamis yang cukup ribet untuk dia lepaskan sendiri. Kak Fa minta gosok gigi, selepasnya menyiramkan air 2 gayung tidak penuh (cukup membasahi seluruh tubuh mungilnya). Dia mulai menggenggam sabun dan membusakannya, menyisirkannya ke bagian depan tubuh, melewatkan anggota badan yang lain. Bunda minta untuk meratakan sabunnya tapi dia menolak, lanjut membilas badan 2-3 gayung, and she said done... oke, done sabun tidak rata tidak apa-apa. Ini belajar... semangat! Sore harinya, karena ada ayah di rumah, Kak

Tantangan Mandi Sendiri

Gambar
Kenapa kemudian saya memilih tantangan mandi sendiri? Well, sebenarnya karena Kak Fa memang beberapa kali sebelumnya meminta mandi sendiri. Pas momennya ketika mendapatkan tugas melatih kemandirian anak. Untuk beberapa kegiatan lain seperti Toilet Training, makan sendiri, memakai baju sendiri yang sudah bisa Kak Fa kerjakan sendiri, akan dilatihkan secara konsisten setelah ini. Hari ini Kak Fa mandi pagi didampingi Bunda dan dia menyikat gigi sendiri, memakai sabun sendiri serta membilas sabun sendiri dengan lancar. Sedangkan mandi (kelewat sore) didampingi ayah. Bunda mendengar Kak Fa meminta gosok gigi (karena ayah suka lupa sama gosok gigi) dan kata Kakak dia mandi sendiri (padahal sepertinya Ayah sedikit membantu karena keburu ketinggalan sholat maghrib berjamaah). Yah, gagal mandi sendiri hari ini... :( #harike3 #tantangan10hari #gameslevel2 #melatihkemandirian #kuliahbunsayiip ***Kak Fa hari ini ikut Bunda yang ada agenda diskusi. Pas teman-temannya minum minum

Tiap Anak Memiliki Kodrat Mandiri

Gambar
Saya sedang membaca sebuah buku pendidikan anak yang cukup pas dengan game level 2 kuliah Bunda Sayang IIP ini. Buku berjudul 'Anak Bukan Kertas Kosong' karya Bukik Setiawan memuat prolog tentang ajaran ki Hadjar Dewantara, Bapak Pendidikan Indonesia. Dalam prolognya, Bukik memaparkan 3 pilar pendidikan dari Ki Hadjar Dewantara yaitu: 1. Anak mempunyai kodratnya sendiri yang tidak bisa diubah oleh pendidik. Pendidik hanya bisa mengarahkan tumbuh kembangnya kodrat tersebut. 2. Belajar bukan menambahkan pengetahuan, tetapi menumbuhkan potensi anak. 3. Keluarga adalah pusat pendidikan. Orang tua mungkin bisa mendelegasikan pengajaran anak kepada kaum ahli, tetapi pendidikan anak tetaplah tanggung jawab orang tua dan peran orang tua tidak bisa digantikan oleh siapapun maupun lembaga manapun. "pokoknya pendidikan harus terletak di dalam pangkuan ibu bapak, karena hanya dua orang inilah yang dapat berhamba pada sang anak dengan semurni-murninya dan seikhlas-ikhlasny

Memanfaatkan Pangan sebagai Obat

Gambar
Salah sau bagian dari Ilmu Farmasi adalah Nutrasetika. Nutrasetika berasal dari kata "nutrisi" dan "farmasetika", didefinisikan sebagai produk yang digunakan untuk nutrisi dan juga pengobatan. Produk nutrasetika merupakan substansi yang secara fisiologis bermanfaat dan mampu mencegah penyakit kronis. Produk ini biasanya diperoleh dari isolasi tanaman, nutrien (suplemen), diet tertentu dan makanan yang diolah selain untuk nutrisi juga untuk pengobatan. Nutrien (atau suplemen makanan) merupakan produk yang mengandung zat tunggal atau campuran dari: vitamin, mineral, asam amino, ramuan herba tanaman, substansi diet, konsentrat, metabolit, konstituen, ekstrak atau kombinasinya. Nutrasetika digunakan untuk memelihara kesehatan tubuh, mencegah timbulnya penyakit dan mengobati sakit. Biasanya dipilih untuk menghindari efek samping. Contoh nutrasetika yang populer di masyarakat antara lain: ginseng, Echinacea (tanaman berbunga dari Amerika Utara/Eropa), teh hijau,

Mengenal Baby Led Weaning

Gambar
Baby Led Weaning sederhananya diartikan dengan membiarkan anak memakan makanannya sendiri sejak dimulainya anak makan. Metode ini dicetuskan oleh Gill Rapley, yang merupakan bidan dan home visitor. Bayi mulai diperkenalkan makan pada usia 6 bulan, sehingga pada saat yang bersamaan, Ibu belajar untuk menyapih/memandirikan anak (berdasar pedoman WHO). Keuntungan saat memulai weaning pada usia 6 bulan adalah anak kelak akan mampu memakan makanan yang dia butuhkan dengan sendirinya, dalam bahasa lain,  tidak ada lagi bubur. Orang tua menyiapkan potongan makanan yang sesuai dengan usia mereka, kemudian anak akan memilih untuk makan atau tidak, tergantung mereka suka atau tidak. Dalam BLW, tidak ada pure, pendingin makanan, food processor, potato masher, bubur beras bayi dan tidak ada campuran aneh aneka buah dan sayuran. Bayi didorong memiliki semangat mencoba banyak makanan sehat dalam bentuk finger food yang dapat dicomot oleh tangan mungil bayi. BLW membuat bayi: Terdorong untuk ma

Aneka Resep Minuman untuk Batuk Pilek Anak

Sosok Ibu tentunya khawatir ketika batuk pilek melanda si kecil. Ketika batuk pilek melanda, anak-anak cenderung lebih lemas dan susah makan. Rewel pasti, apalagi ketika pilek sampai menyumbat hidung. Saking terganggunya, kebanyakan akan segera memeriksakan si kecil ke dokter supaya cepat memperoleh penanganan. Beberapa Ibu memilih untuk menangani sendiri batpil si kecil dengan menyediakan aneka makan dan minuman bergizi. Namun bila si kecil susah makan, minuman menjadi andalan untuk menyuplai gizi, daya tahan dan mengobati batpil si kecil. Nah, Aneka resep minuman dari member Rumbel Boga IIP Jogja berikut ini patut dicoba jika untuk mempercepat penyembuhan buah hati. 1. Jus Tomat-Jeruk (Mom Ratri) Jus tomat dan jeruk kaya akan vitamin C yang berfungsi sebagai penangkal radikal bebas dan peningkat daya tahan tubuh. Tomat juga kaya akan betakaroten dan likopen yang berfungsi untuk menyokong kesehatan tubuh. 2. Jus Belimbing-Buah Naga (Mom Ratri) Kedua buah ini juga dikenal kaya ak

Melatih Kemandirian Anak

Gambar
Setiap anak itu spesial dan memiliki kemampuan untuk belajar. Tugas kita sebagai orang tua untuk mendampingi anak supaya dia bisa berkembang sesuai fitrahnya. Meski sedari lahir anak memiliki bakat alamiah, akan tetapi anak tetap perlu belajar untuk bisa melakukan sesuatu. Misalnya ketika proses bayi tengkurap, merangkak, berjalan. Masing-masing menempuhnya dengan cara yang berbeda, sesuai kemampuan alami mereka.  Saya melihat jelas perbedaan proses ini pada anak pertama dan kedua saya sendiri. Anak pertama saya melewati fase tengkurap dan merangkak dengan banyak belajar kuda-kuda (menggoyangkan tubuhnya yang ditopang kedua kaki dan tangan ke depan dan belakang), lantas maju melemparkan tubuhnya, sampai lama kelamaan dia bisa merangkak. Sedangkan anak kedua saya tidak melewati fase kuda-kuda, tetapi  dia nglangsut  sampai akhirnya baru bisa merangkak.  Saya merasa, anak kedua ini cukup gigih ketika menginginkan sesuatu, karenanya alih-alih menunggu bisa merangkak, ketika dia bi

Review Buku 5 Guru Kecilku 2

Gambar
Judul: 5 Guru Kecilku (Jilid 2) Penulis: Kiki Barkiah Penerbit: Mastakka Publishing Tebal Halaman: 266 Halaman Buku 5 Guru Kecilku merupakan kumpulan kisah Teh Kiki Barkiah dalam mendidik 5 anaknya sewaktu tinggal di San Jose, Amerika. Tulisan dalam buku ini awalnya adalah 'diari' dari Teh Kiki yang dituangkan dalam media sosial, kemudian karena antusiasme pembaca beliau satukan tulisan itu dalam sebuah buku dengan menambahkan beberapa perkembangan anak-anak beliau ketika buku akan diterbitkan. Buku inipun berhasil meraih simpati publik dan menjadikan beliau dikenal oleh masyarakat luas dan diundang dalam berbagai seminar parenting. Buku ini bertutur tentang perjuangan Teh Kiki dalam membesarkan 5 anak di negeri seberang yang notabene suasana religinya berbeda dari tanah kelahiran. Dengan berbagai pertimbangan, Teh Kiki memilih mendidik anak-anaknya dengan metode homeschooling. Untuk membantu mengajar sisi ilmu pengetahuan, anak-anaknya diikutkan dalam sekolah virtual

Aliran Rasa Games Level 1 BunSay IIP

Menyelesaikan games 10 hari tantangan kuliah bunda sayang IIP ternyata bukan urusan mudah. Awalnya cukup konsisten setiap hari menuliskan cerita komunikasi produktif (meski kadang tidak produktif). Akhirnya merasa bosan karena sepertinya mengajarkan hal itu-itu saja diulang-ulang. Sampai kemudian saat pertengahan games kami sekeluarga outing dan saya tidak sempat menuliskan komprod dengan anak. Mulailah saya menunda-menunda mengerjakan tugas tantangan 10 hari. Untuk kembali mengerjakan tantangan ini, saya membaca ulang materi komunikasi produktif dan mencoba menerapkan poin per poin do and dont dalam komunikasi produktif terhadap anak. Ternyata, lebih enak mengerjakan satu poin dalam sehari sampai minimal 10 poin bisa diselesaikan, daripada mengerjakan secara acak dan akhirnya terjadi pengulangan dan terkesan monoton. Dengan mengerjakan poin per poin juga membantu saya mengingat-ingat materi komunikasi produktif dan lebih bisa fokus terhadap pembelajaran apa yang akan dilakukan ha

Tips menyiapkan MPASI untuk Bayi 6-9 Bulan

Masa menyiapakan MPASI menjadi momen was-was tersendiri bagi seorang ibu. Konon katanya, MPASI anak yang baru mulai makan itu paling ribet diantara yang lain. Dari metodenya, jenis makanan, jenis peralatan makan dan masak, semua mesti harus dibedakan dengan makanan keluarga yang biasa terhidang di meja. Sebenarnya, kita hanya perlu tahu prinsip dasar MPASI untuk anak bayi 6 sd 9 bulan, sehingga dalam teknis pelaksanaannya, kita tidak terlalu ribet memikirkan banyak hal. MPASI seperti apa sih yang perlu kita siapkan untuk anak yang baru mulai makan? Beberapa hal berikut harus dipertimbangkan 1. Usia Mulai memberikan makanan pada anak yang berusia 6 bulan. Konon katanya, pada usia ini sistem pencernaan bayi sudah siap mencerna makanan padat. Bolehkah coba-coba mencicipkan makanan ke bayi di bawah 6 bulan? Menurut petunjuk pedoman MPASI dari Kemenkes tahun 2014, sebaiknya ditunda dulu sampai anak berusia 6 bulan. 2. Frekuensi Anak pada usia 6 bulan 0 hari boleh diberikan makan 2 s

Capek

Gambar
Ya, Kakak Fa saat ini sudah bisa mengungkapkan rasa capeknya dengan berbicara. Sebelumnya, Kak Fa mengekspresikan capek dengan minta gendong terutama saat jalan-jalan bersama. Dan sejak bisa bilang "capek", kakak paling cuma cemberut sambil mengekspresikan keberatan untuk berjalan. Bunda kadang hanya tersenyum kemudian bilang, "kalau capek, kita berhenti dulu ya, istirahat". Namun, bila tidak ada tempat yang teduh untuk duduk dan jarak ke rumah masih relatif dekat, bunda hanya menyemangatinya. Bunda menggandeng tangan mungilnya kemudian berkata, "semangat ya Nak, sebentar lagi sampai rumah". Kak Fa tidak banyak protes karena dia sendiri yang menavigasi tujuan jalan-jalannya mengitari kompleks. Karena itu, dia bisa menaksir sendiri seberapa berat perjalanan yang akan dia tempuh. Adek pun tidak kalah mandirinya sekarang. Dia sudah tidak mau kalah dengan ikut berjalan kaki bersama kakak. Kalau capek atau sekiranya dia melihat atau mendengar sesuatu yang men

Bersegera Memenuhi Permintaan Anak

Semenjak kecil anak-anak sudah dibiasakan untuk sholat, terlebih oleh ayahnya mereka diajarkan sholat tepat waktu. Jika bersama bunda saja, kadang sholatnya masih ngaret. Tapi, bila ayah di rumah, otomatis anak-anak akan sholat tepat waktu karena ayah hampir selalu ikut jama'ah di masjid dengan mengajak serta anak-anak. Nah, pelarajan dari ayah langsung terserap cepat oleh Kakak Adek Fa, terutama sejak 3 minggu lalu. Ya, 3 minggu lalu kami pindah rumah dan di rumah yang baru dekat dengan masjid. Suara adzan terdengar nyaring. Berbeda waktu tinggal di rumah kontrakan yang jarak masjidnya jauh sehingga adzan pun kadang tak terdengar. Duo kakak adek ini sedang semangat-semangatnya mengingatkan bunda. Ketika adzan berkumandang, mereka langsung girang, adzan....adzan...ayo bunda sholat. Mau tak mau, bunda pun segera ambil air wudhu. Seperti hari ini, Kakak mengajak bunda sholat dan istimewanya, untuk pertama kalinya dia mengikuti bunda sholat dari awal sampe akhir, meski masih tolah

Berbagi Ya, Nak...

Setelah puas lari-larian di TWM, akhirnya anak-anak menemui titik capek juga. Tidak hanya anak-anak, emaknya pun ikut capek dah kurang tidur karena semalaman begadang menunggui anak-anak yang selang-seling tidur bangun dan nangis. Jadilah hari itu capek bertumpuk dan alhamdulillahnya anak ngajak tidur siang, lama dan pulas. Sore harinya, ayah pulang membawakan lego baru. Seperti tak rela berbagi, kakak ngekepin lego dan adek tidak boleh ikut main. Bunda: Kak, lego yang belikan siapa? Kakak: Ayah... Bunda: Ayah ya... (bunda ke ayah) Yah, legonya untuk siapa? Ayah: Ya untuk maen bareng-bareng sholihah Bunda: Nah, kak, untuk maen bareng sholihah... berbagi sama adek ya? Kakak: Enggak, untuk Kakak (masih kekeh ga mau berbagi) Bunda: kalau berbagi disayang Allah Kakak: Enggak Bunda: Lihat adek, pengen main juga... berbagi ya ya ya? (mencoba membujuk dengan ramah dan mengulang kata berbagi) Kakak: Enggak... Bunda: Hmm... ya sudah kalau begitu, adik main sama bunda. Kemudian bu

Family Day Out, the Date

Gambar
Rabu lalu akhirnya Kakak kesampaian naik bis gedhe. Perjalanan ini sempat diwarnai insiden gagal naik bis di titik kumpul pertama karena bis terjebak macet. Kami pun putar arah menuju titik kumpul kedua. Anak-anak sampai kelelahan di motor selama 1 jam 10 menit. Tapi yang lebih lelah Ayah, yang mengendarai motor menembus macet sana sini di Bogor. Sebenarnya kami tidak terlambat untuk sampai titik kumpul pertama di Bogor Icon berkat persiapan pagi yang sangat lancar. Anak-anak kooperatif, mungkin karena sudah disounding sehari sebelumnya. Adek sudah bangun sedari subuh, menemani bunda siap-siap. Ketika semua siap, tiba saatnya membangunkan kakak. Bunda: Kak, assalamu'alaykum ( lalu membacakan doa bangun tidur...) Kakak: Sedikit membuka mata, tapi masih enggan bangun Bunda: Seperti yang bunda bilang kemarin, kita hari ini berangkat pagi-pagi ya, mau naik bis... Kakak mulai agak membuka mata Bunda: Kita langsung mandi ya, karena sudah mepet ini waktunya. Segera mandi dan beran

Mau Naik Bis Gedhe

Ya, inilah salah satu keinginan anak saya. Akhir-akhir ini, dia sering kali mengajak Bunda naik bis, sama Ayah, Adek dan Bunda. Kemana? Ya pokoknya naik bus gedhe (Big Bus). Selama itu, bunda hanya bisa mengingatkan dia, dulu saat berusia 1 tahun 10 bulan, pernah naik bis gedhe jalan-jalan ke taman safari bersama teman kantor Ayah. Tapi yang namanya anak kecil, dia tidak ingat. Kebetulan saya mengikuti komunitas edukasi anak, hsri Rabu tanggal 8 kemarin ada Family Day Out di Taman Wisata Matahari. Saya mencoba soundig semenjak beberapa hari sebelumnya bahwa keinginan Kak Fa nail bis gedhe akan segera terwujud. Dan seharu sebelumnya, sedari pagi bunda mengingatkan besok kita akan piknik naik bis gedhe. Kakak Fa senang bukan main, sampai sore haripun dia mengulang-ulang cerita bersama adeknya Kakak: Besok kita naek bis gedhe ya Dek, sama Ayah, sama Adek, sama bunda (dan semua orang yang bisa dia sebutkan namanya dia sebut satu persatu) Bunda: Wah, banyak sekali yang ikut ya. Bis g

Maaf, Ya...

Gambar
Duo kakak beradik Fa sangat suka menguji emosi bundanya. Kemarin seharian alhamdulillah mereka berdua akur dan anteng. Dari pagi kita asik masak-masak, dari nasi uduk karena bunda pengen, lanjut goreng-goreng dan ngulen donat. Anak berdua kompak senang kalau lihat bunda ngadon tepung, entah dibikin siomay atau donat. Mereka terlihat excited dan aktif colek-colek tepung dan comot-comot adonan. Karena kakak makan adonan mentah, adek ikut-ikutan. Apalagi pas mulai ngebentuk donatnya, Bunda tidak pernah diam ngingetin kakak adek biar tidak ngobrak-abrik donatnya. Kelelahan sepanjang pagi dibalas sama kebaikan mereka berdua yang khusyuk nonton video kura-kura lalu tidur pulas meski sebentar. Ya, meski sebentar, itu anugerah buat bunda. Jadi, bunda bisa istirahat dan menuntaskan pekerjaan-pekerjaan yang tertunda. Siangnya, kami main loncat-loncatan. Bergantian kakak-adek menjadikan bunda pijakan untuk naik turun sofa. Sampai adek akhirnya nendang bibir bunda yang belum sembuh setelah kej

Malas Pakai Baju

Gambar
Ritual lain yang cukup menguras kesabaran adalah memakaikan kakak baju. Hah? Usia 2 tahun 9 bulan belum bisa pakai baju sendiri? BISA. Tetapi kalau malasnya kambuh atau ingin ngerjain bunda mah apapun bisa dilakukan. Kayak sore kemarin, sehabis membujuk mandi dan berhasil memandikan tanpa Kak Fa menangis, giliran tantangan berikutnya memakaikan baju. Awalnya, saya hanya menyiapkan baju didekatnya karena kadang dia mau memakai baju sendiri. Setelah menunggu sekian menit dia masih asyik main, bunda mulai intervensi... Bunda: Kak, bajunya mana? Tadi sudah bunda siapkan... Kakak: masih asik main Bunda: Kak, pakai bajunya ya... Nah, itu ada di atas kasur. Segera dipakai ya... Kakak: Tetap main... Bunda: Kalau begitu, bunda bantu pakai baju ya... kan saru kalau ga pakai baju. Biar cantik sholihah pake baju ya... biar ga gatal-gatal juga badannya Kakak: Asik main sambil bunda pakein baju tanpa perlawanan Begitulah, sama anak kadang monolog. Dia diam, asik main, tidak merespon, tapi

Ayo Mandi, Kak

Gambar
Semenjak usia 2 tahun, Kakak sering sulit diajak mandi. Seringnya saya tidak sabar ketika mengajaknya mandi sore hari. Alhasil Kakak menangis sepanjang saya memandikannya. Pun sore kemarin, ketika semenjak Ashar diajak mandi, kakak selalu menolak. Berbeda dengan Adek yang sampai saat ini selalu riang, senang dan ber hore ria ketika bertemu air. Sampai menjelang maghrib dia ke kamar mandi untuk buang air kecil, masih saja Kakak menolak diajak mandi. Kakak langsung menuju ruang depan dan berbaring. Bunda mendekati kakak dan berusaha membujuk mandi. Kali ini bunda berusaha membujuk dengan memberi alasan-alasan singkat supaya Kak Fa mau mandi. Bunda: Kak, mandi yuk.... Kakak: Enggak (sambil garuk-garuk badan) Bunda: Biar bersih Kak, badannya seger... Kakak: Diam dan garuk-garuk badan sehingga beberapa bagian memerah Bunda: Kak, mandi itu biar kumannya pergi, jadi Kakak tidak gatal-gatal gini... Kakak: Gak mau Bunda: Coba lihat, baju kakak juga kotor. Kita lepas, terus mandi. Oke?

Belajar Minta Maaf

Gambar
Pagi ini seusai sarapan, kakak biasa ngelendot manja ke ayahnya yang masih rebahan. Tak sengaja kaki Kakak yang tidak bisa diam menendang mulut Ayah sampai Ayah merasa sakit. Ayah menegur Kakak supaya tidak sembarangan nendang. Setelah agak tenang, bunda kemudian bicara sama Kakak. Bunda: Kak, tadi abi kenapa? Kakak: Sakit kena Kakak Bunda: Ketendang? Kakak: Iya... Bunda: Sengaja tidak Kak? Kakak: Sengaja... Bunda: Kakak yang baik ya. Sama Ayah juga baik. Ayok minta maaf ke Ayah... Kakak: Enggak Bunda: Yuk, minta maaf (bunda kemudian cium tangan dan pipi Ayah)... Kakak: Enggak Yah, saya berusaha menggunakan kalimat positif, mengajaknya berbuat baik, bukan melarangnya berbuat jahat. Saya juga memberi contoh untuk meminta maaf. Ternyata belum berhasil. Sebelum-sebelumnya Kakak cukup kooperatif, mungkin kali ini masih malas saja belum mau ikut minta maaf ke Ayah. Saat menjelang siang, sambil ngemil mangga bunda ngajak kakak berbincang lagi. Bunda: Kak, enak mangganya? Ka

Memanjangkan Nalar

Gambar
Hari ini hari yang cukup berat, sedari pagi sudah mulai banyak keselnya karena beberapa hal. Padahal sudah diniakan untuk ngobrol asik bareng anak sulung saya (Fathiya, 2 tahun 9 bulan). This beautifull little girl memang kalau ngomong masih belum lancar banget, tapi sekarang dia lagi masa-masanya suka bercerita dan bersenandung. Dia betah bercerita dan biasanya selalu ingin cerita panjang-panjang. Sayangnya kosa kata masih terbatas, jadi kalau cerita masih suka diulang-ulang. But overall, as a mom, i am proud of her, really proud. Hari ini seperti biasa, dia suka maen dan ngusilin adeknya. Seharian isinya tertawa karena pada kerja sama pas main, tapi tak jarang sang adek kena senggol dikit nangis. Ujian benar untuk saya, di sore sehabis ashar sewaktu saya masak, mereka bermain motor. Entah bagaimana ceritanya motor ambruk dan hampir nimpa adek. Mereka berdua nangis keras. Kakak lari masuk ke rumah, adek terjepit diantara motor dan pagar. Refleks saya menyalahkan sang Kakak dan memar

Jalan Mencapai Master

Perjalanan awal berumah tangga saya lalui dengan status sebagai mahasiswa. Cita-cita saya dahulu akhirnya terwujud, yaitu KKN, kuliah, kerja, nikah secara bersamaan. Saya menikah di awal semester ke dua pendidikan master saya, di usia menjelang 26 tahun. Masa-masa bulan madu dilalui dengan belajar bersama untuk ujian tengah semester. Kebetulan saat itu suami juga sedang menjalani kuliah magisternya. Meski sama-sama kuliah, kami tidak ingin menunda mempunyai anak meskipun beberapa teman menyarankannya. Alhamdulillah, menjelang ujian akhir semester saya dinyatakan hamil. Bahagia rasanya, tapi juga khawatir apakah bisa lulus tepat waktu dengan nilai maksimal. Melalui masa-masa awal kehamilan saat ujian akhir semester merupakan ujian tersendiri. Lelah-lelah dengan segala rasa dan harus belajar itu seperti ujian di atas ujian. Untungnya ujian master itu tidak melulu hafalan, tapi lebih berdasar analisis dan menuangkan gagasan, jadi sedikit banyak terbantu untuk tidak terlalu banyak menghaf